Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Psikologi
Unit Pengembangan Alat Psikodiagnostika (UPAP)
  • Beranda
  • UPAP
    • Pengelola & Pelaksana
    • Para Pakar Pengukuran
    • Kontak
  • TKDA
    • INFORMASI PENDAFTARAN DAN JADWAL TKDA
    • TKDA BERBASIS DARING
    • Klasifikasi Skor TKDA
  • PAPS
    • INFORMASI PENDAFTARAN DAN JADWAL PAPS
    • Tes PAPS Luring
    • Tes PAPS Berbasis Daring
    • Prosedur Pengambilan Sertifikat Tes PAPS
    • Permohonan Sertifikat PAPS
    • Klasifikasi Skor PAPS
  • GMST
    • GMST PROCEDURES AND REGULATIONS
    • PROSEDUR DAN PERATURAN GMST
    • Klasifikasi Skor GMST
  • AJT
    • Kelebihan AJT CogTest
    • Landasan Teoretis
    • Landasan Pengembangan
    • Aspek Metodologi
    • Layanan Konversi Skor AJT CogTest
  • Dokumentasi
    • Koleksi Tes
    • Publikasi
    • Standard
    • Penjaminan Mutu
  • Aktivitas
    • Penelitian
    • Training
  • Statistical Helpdesk
  • Beranda
  • Public Release
Arsip:

Public Release

Interpretasi Skor PAPS

Public Release Tuesday, 17 August 2021

Skor PAPS memiliki interpretasi berdasarkan rentangnya.

Bagian berikut ini menjelaskan kategorisasinya

Kategori Rendah (200 hingga 449)

Individu yang mendapatkan skor ini memiliki keterbatasan dalam mengelola informasi karena kurang dapat menangkap pola hubungan antara satu ide atau fakta dengan fakta lainnya namun pada konteks-konteks tertentu mereka dapat memahaminya. Akibatnya, ketika diberikan masalah yang hanya dapat diatasi dengan menemukan hubungan pola hubungan tersebut, individu mengalami kesulitan. Mereka sudah mengenal konsep akan tetapi kemungkinan belum memahami persamaan atau perbedaan diantara konsep-konsep yang sudah dikenalnya. Dalam kehidupan praktis, individu mengalami kesulitan ketika diminta untuk membuat peta klasifikasi mengenai sebuah konsep. Misalnya, hubungan antar ide sederhana yang tidak memiliki banyak aspek. Individu pada kategori ini memiliki strategi yang terbatas dalam mengatasi masalah, read more

Eksplorasi Faktor-Faktor Korelasi Penyekoran Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir

Public Release Tuesday, 17 August 2021

oleh: Abdurrahman Nadhif Al Fajri1, Wahyu Widhiarso2

Abstract. The main purpose of assessing abilities in the educational environment is to make various decisions based on the results of the exam. A scoring method must have the ability to produce high precision scores. To achieve this, test administrators usually use one of two popular scoring methods; Classical Test Theory and Item Response Theory. These Theories have their own advantages and disadvantages.  IRT have high scoring precision, but the scoring process is difficult. On the other hand, CTT scoring comes with easy scoring processes but lacks precision. This study explores the factors that can lead to different scoring results through the CTT and IRT approaches while examining how far the scores produced by the two methods are related. The factors involved in this study were variations in item parameters, number of samples, number of items, and distribution of participants’ abilities. Analysis of 216 factor combinations using one-way ANOVA found that there were significant differences in the correlation between combinations of factors. Meanwhile, the highest correlation between the two types of scores was found in conditions with irradiated item parameters, 1000 participants, 60 items, and normally distributed participants’ abilities. Further research is needed to explore other factors beyond this research. read more

Dasar dan Prosedur Pengembangan Klasifikasi Skor Hasil Pengukuran

Public Release Tuesday, 17 August 2021

oleh: Wahyu Widhiarso

Peneliti sudah banyak yang melakukan penelitian untuk mengkaji dua tantangan umum untuk penilaian berbasis tingkat (level-based assessments). Tantangan pertama adalah menetapkan definisi yang jelas mengenai arti skor pada setiap level. Tingkat capaian individu sering dilaporkan melalui skala konseptual kontinyu dan didefinisikan sebagai rentang kecakapan yang bersifat laten. Pada pendekatan ini definisi capaian individu seringkali terdefinisikan dengan baik sebagai sebuah level. Definisi yang lebih jelas ditawarkan oleh penilaian berbasis level dengan menggunakan skala Guttman. Pada pendekatan ini individu di tingkat pencapaian yang lebih tinggi diasumsikan telah menguasai keterampilan yang sama dengan mereka yang berada di tingkat yang lebih rendah, ditambah keterampilan tambahan yang tidak dimiliki oleh mereka yang berada di tingkat yang lebih rendah. Jika definisi ini dapat dimasukkan dengan jelas ke dalam penilaian berbasis tingkat non-Guttman, menurut Schulz dkk (1999) tantangan pertama akan terpenuhi. Tantangan kedua adalah mengestimasi karakteristik skor level secara teknis. Ketika tes digunakan untuk mengklasifikasikan individu ke dalam level-level sepanjang suatu kontinum, pengembang tes harus melaporkan informasi psikometrinya, misalnya, eror standar pengukuran pada batas-batas di suatu level dan persentase individu yang akan diklasifikasikan secara tepat oleh tes-tes yang paralel. [baca selengkapnya] read more

Pelatihan Analisis Data

DokumentasiPublic Release Monday, 16 August 2021

Modul Pelatihan Analisis Data

Modul Analisis Data

Modul 1: Manajemen Data Dasar

  • Konversi jenis data (xlsx, txt, csv)
  • Labeling data kategorikal
  • Klasifikasi data
  • Transformasi data
  • Koding dan rekoding data
  • Data Trimming

Modul 2: Manajemen Data Lanjut

  • Data Cleaning
  • Lookup (mengombinasikan data)
  • Merging data majemuk
  • Pembuatan data versi long format – wide format
  • Pelaporan Deskripsi Data
  • Missing data imputation
  • read more

    Sistem Penjaminan Mutu Pengembangan Tes di UPAP

    PAPSPublic Release Monday, 16 August 2021

    Pengembangan tes di Fakultas Psikologi UGM dilakukan dengan mengikuti prosedur pengembangan tes psikologi yang dipaparkan dalam berbagai literatur tes. Dokumen yang dipakai untuk memandu pengembangan tes adalah Buku The Standards for Educational and Psychological Testing yang dikembangkan oleh (American Educational Research Association (AERA), American Psychological Association (APA), dan National Council on Measurement in Education (NCME) tahun 1999 dan 2014). Semua proses yang dilakukan dalam pengembangan tes dilakukan berdasarkan rekomendasi-rekomendasi yang tertera di dalam buku tersebut beserta beberapa literatur. Sistem penjaminan mutu dilakukan dengan cara memastikan bahwa pengembangan tes telah melalui prosedur pengembangan tes yang ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Bagian ini akan menjelaskan prosedur pengembangan tes dimana TKDA merupakan salah satu bagian dari tes yang telah dikembangkan secara rutin. Selain prosedur, jaminan mutu juga ditunjukkan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan tes yang harus memenuhi kualifikasi yang ditetapkan. Secara teknis penjaminan mutu dilakukan oleh lembaga yang dibentuk Fakultas Psikologi UGM yang bernama Unit Pengembangan Alat Psikodiagnostika (UPAP) yang didukung oleh dosen-dosen yang memiliki kepakaran dalam bidang pengukuran di KBK Psikometrika Fakultas Psikologi UGM. read more

    Keberfungsian Butir Diferensial dalam Pengukuran Dukungan Sosial

    Public Release Monday, 16 August 2021

    Keberfungsian Butir Diferensial dalam Pengukuran Dukungan Sosial

    Arifa Norma Dewi & Wahyu Widhiarso
    Fakultas Psikologi UGM
    Tahun 2010

    Perbedaan karakter dan perilaku manusia antara laki-laki dan perempuan terjadi pada banyak hal. Perbedaan tersebut bisa dilihat baik secara fisik maupun nonfisik yang terjadi dalam konteks jender. Jender merupakan sebuah aspek inti dari identitas diri internal, sebuah set laki-laki dan perempuan dari sisi perilaku dan mental yang dibentuk dan dikembangkan oleh kelompok masyarakat tertentu. Kajian jender meliputi proses kognitif dan perilaku pada laki-laki dan perempuan di lingkup masyarakat tertentu (Galliano, 2003). Setiap kelompok masyarakat memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai karakteristik laki-laki dan perempuan. Pandangan yang ada tidak terlepas dari stereotipe yang berkembang sesuai dengan kondisi dan internalisasi nilai-nilai budaya masing-masing daerah. Jender merupakan set stereotipe yang mempengaruhi bagaimana laki-laki dan perempuan dipandang oleh masyarakat serta membentuk perbedaan karakteristik mereka. Telah banyak dilakukan pengukuran dengan berbagai tujuan namun ternyata masih ada alat ukur yang belum mengukur konstrak psikologis dengan optimal karena berbagai sebab. Sejauh ini banyak muncul kritik terhadap alat ukur, seperti adanya alat ukur yang tidak bebas  budaya. Alat ukur tersebut dibuat dan atau dikembangkan serta digunakan di negara barat namun juga digunakan di Indonesia. Hasilnya, alat ukur tersebut belum mampu mengungkap konstrak psikologis yang diukur dengan optimal. Permasalahan lain yang terjadi dalam alat ukur adalah masalah bias dalam pengukuran, misalnya adanya aitem-aitem yang bias. Aitem yang bias ini menyebabkan ketidakadilan karena menguntungkan salah satu kelompok tertentu namun merugikan kelompok lainnya. Bias pengukuran ini terjadi pada alat ukur yang mengungkap dinamika perbedaan karakteristik dalam jender yang lebih dikenal dengan istilah bias jender (Einarsdóttir & Rounds, 2009). read more

    Validasi Skala Kepatutan Sosial Marlowe-Crowne dalam Bahasa Indonesia

    Public Release Monday, 16 August 2021

    Skala Kepribadian merupakan alat yang dapat digunakan untuk memperkuat validitas sistem seleksi kerja (Schmidt & Hunter, 1998 dalam Chan, dkk. 2001). Selama lebih dari 30 tahun para ilmuan psikologi berkutat dengan masalah tipuan yang diberikan subjek dalam merespon aitem tes kepribadian (Smith, 1999). Silverthorn and Gekoski (1995)  dalam  Beere, dkk (1996) menyatakan bahwa beberapa tes pengukuran diri dapat dipengaruhi oleh aspek kepatutan sosial. Perhatian utama dari para pengguna skala pelaporan pribadi  yang meliputi skala kepribadian dan psikopatologi adalah adanya kerentanan skala-skala tersebut terhadap adanya tipuan  (Anastasi, 1988 dalam Holden, dkk 1992). Hasil penelitian membuktikan bahwa tes non-kognitif seperti halnya pengukuran kepribadian dan biodata rentan terhadap bias tipuan yang dilakukan oleh subjek (Hough et al., 1990; Kluger, Reilly, & Russell, 1991; Ones, Viswesvaran, & Korbin, 1995 dalam Douglas, dkk 1996). Lautenschlager dan Flaherty (1990) dalam Beere, dkk (1996) membuktikan bahwa kepatutan sosial dapat berpengaruh dalam penggunaan skala pengukuran diri yang digunakan untuk mengukur emosi, sikap, dan karakteristik kepribadian lainnya. read more

    Eksplorasi Framework Tes Potensi

    Public Release Monday, 16 August 2021

    Penelitian Mandinach, Bridgeman, Cahalan‐Laitusis, & Trapani (2005) menunjukkan bahwa waktu dan pembagian waktu secara terpisah lebih menguntungkan siswa. Beberapa waktu tambahan dapat meningkatkan kinerja akan tetapi terlalu banyak dapat mengganggu validitas. Waktu tambahan bermanfaat bagi siswa berkemampuan sedang dan tinggi tetapi memberikan sedikit atau tidak ada keuntungan bagi siswa berkemampuan rendah. Efek dari perpanjangan waktu lebih jelas untuk bagian matematika dari SAT. Implikasi untuk perubahan potensial pada SAT dan kebutuhan untuk penelitian masa depan dibahas. Tulisan lainnya adalah Theory Based University Admissions Testing for a New Millenium (Stenberg, Collaborators, & Collaborators, 2004). Jurnal ini menjelaskan dua proyek berdasarkan teori intelijen sukses Robert J. Sternberg dan dirancang untuk memberikan pengujian berbasis teori dalam penerimaan di universitas. Pertama, Rainbow Project, memberikan tes tambahan keterampilan analitis, praktis, dan kreatif untuk meningkatkan SAT dalam memprediksi performansi di perguruan tinggi. Rainbow Project mengukur validitas prediktif yang ditingkatkan untuk IPK perguruan tinggi relatif terhadap IPK sekolah menengah. Kedua, Proyek University of Michigan Business School, memberikan tes tambahan berupa keterampilan praktis untuk Graduate Management Admission Test  (GMAT) dalam memprediksi kinerja di sekolah bisnis. Skor pada dua jenis ukuran keterampilan praktis memprediksi kinerja di dalam dan di luar kelas dan menjelaskan perbedaan kinerja diluar skor GMAT dan IPK sarjana. Langkah-langkah tersebut cenderung menunjukkan kesenjangan yang lebih sedikit mengenai gender dan ras atau kelompok etnis daripada GMAT. Temuan dari kedua proyek menunjukkan nilai potensial termasuk berbagai kemampuan yang lebih luas dalam pengujian penerimaan mahasiswa. read more

    Pengembangan Framework Baru Tes Potensi

    Public Release Monday, 16 August 2021

    Fakultas Psikologi UGM memiliki tes potensi akademik yang bernama tes potensi akademik Pascasarjana (PAPS) yang merupakan instrumen pengukuran yang dipakai secara intensif dalam proses seleksi calon mahasiswa pascasarjana di lingkungan UGM. Tes ini dikembangkan semenjak tahun 2008 oleh dosen-dosen di Fakultas Psikologi UGM. Hingga kini tes tersebut masih dipakai oleh UGM dalam menyeleksi calon mahasiswa pascasarjana di lingkungan UGM. Tes ini setiap tahun dievaluasi dan diadministrasikan oleh Unit Pengembangan Alat Psikodiagnostika (UPAP). Hasil evaluasi yang dilakukan menunjukkan bahwa Tes PAPS memiliki validitas yang memuaskan. Namun demikian, Tes PAPS memiliki potensi untuk meningkatkan kualitasnya dari aspek yang lain untuk mengakomodasi tuntutan dan relevansi perubahan zaman. read more

    Situational Judgment Test (SJT)

    Public Release Monday, 16 August 2021

    Situational Judgment Test (SJT)

    Unit Pengembangan Alat Psikodiagnostika (UPAP)

    Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

    Oleh: Wahyu Widhiarso

    Latar Belakang

    Fakultas Psikologi UGM memiliki akar dan tradisi yang sangat kuat dalam hal penelitian terutama dalam bidang pengembangan alat ukur. Secara historis para pendiri Fakultas Psikologi UGM adalah para pakar dalam metodologi penelitian dan para ahli psikometri. Akar dan tradisi ini hingga saat ini masih lestari dan menjadi keunggulan komparatif Fakultas Psikologi UGM. Fakultas Psikologi UGM secara berkesinambungan melakukan penelitian dan pengembangan instrumen untuk mendukung aktivitas asesmen psikologi. read more

    Recent Posts

    • WORKSHOP STATISTIKA DAN PSIKOMETRIKA 2023
    • Data PAPS vs Gv
    • Pengumuman Perubahan Sistem Cetak Sertifikat
    • Perubahan Paradigma Penyekoran Tes di Indonesia
    • Informasi Seputar Situational Judgment Test (SJT) UPAP

    Categories

    • Agenda
    • Dokumentasi
    • Informasi
    • PAPS
    • Penelitian
    • Public Release
    • Uncategorized

    Pelayanan UPAP

     

     

    Universitas Gadjah Mada

    UNIT PENGEMBANGAN ALAT PSIKODIAGNOSTIKA
    FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA
    Jalan Humaniora 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
    Gedung B Lt. 2 Ruang B-206

    e-mail: upap.psikologi@ugm.ac.id

    Waktu Operasional Senin – Jumat pukul 08.00 – 16.00 WIB

    © Universitas Gajah Mada

    KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY